Menulis Suka-suka Saja

Sebelumnya, saya sudah sering diajak oleh teman-teman saya untuk mengikuti kegiatan yang memiliki motto "Sehari Mengajar, Selamanya Me...

Anak Lereng Merapi Membangun Mimpi Bersama Kelas Inspirasi Boyolali

Sebelumnya, saya sudah sering diajak oleh teman-teman saya untuk mengikuti kegiatan yang memiliki motto "Sehari Mengajar, Selamanya Menginspirasi". Yaps, banyak dari mereka yang sudah berani mengajar sehari di Kelas Inspirasi. Sedangkan saya, baru kali ini berani unjuk gigi. Itupun karena kegiatan ini berlangsung di kota asal saya, Boyolali. Rasanya kebangetan jika di kota sendiri saya tak ikut berpartisipasi. Sempat ingin mendaftar sebagai fasilitator karena belum percaya diri untuk mengajar, namun akhirnya salah seorang panitia meyakinkan saya untuk mendaftar sebagai inspirator. "Sayang kalau cuma jadi fasilitator" katanya sesaat setelah saya bercerita tentang profesi Citizen Journalist. Profesi ini dinilai baru dan menarik untuk disampaikan di kelas inspirasi.

Kelas Inspirasi Boyolali

Menjadi relawan inspirator, saya bersama 7 relawan inspirator lainnya menjadi satu kelompok untuk mengajar di SDN Ringinsari, Ampel, Boyolali. Kelas Inspirasi Boyolali yang pertama ini sendiri diikuti sekitar 130 relawan dari berbagai daerah dan dipusatkan di 10 sekolah dasar dari 5 kecamatan yakni Selo, Cepogo, Musuk, Ampel, dan Boyolali Kota. Kami dibantu 1 panitia lokasi (panlok), 5 fasilitator, dan 2 dokumentator. Mereka adalah orang-orang luar biasa dari berbagai kota & dari beragam profesi. Tujuh inspirator tersebut adalah Iis (Pramugari Jogja), Trias (Peneliti Bogor), Anita (Dosen Jepara), Aris (Polisi Boyolali), Agung (Blogger Boyolali), Maya (Arsitek Jogja), Tri (TNI Boyolali). Satu orang panlok adalah Kak Ermi dari Ampel. Lima Fasilitator adalah Ulfah, Anita, Sefti, Via, dan Ika. Sedangkan dua relawan dokumentator ada Jaya & Hamidah.

Pak Aris, Anita, Ulfah, Ika, Ranita, Sefti, Maya, Via, Iis, Agung, Trias, Saya, Jaya, Hamidah
Setelah banyak persiapan & briefing sehari sebelumnya, hari H pun datang. Saya sendiri mengawalinya dengan sedikit drama bangun kesiangan. Meski sempat kalang kabut, namun akhirnya saya dapat datang tepat pada waktunya. Para relawan lain tengah menunggu di rumah Kak Ermi pagi itu. Mereka memang menginap di rumah Kak Ermi mengingat sebagian besar berasal dari luar kota. Setelah berkumpul, kamipun berangkat ke SD Ringinsari.

Kak Iis
Kami disambut oleh para siswa dengan riang gembira. Satu-persatu mereka menghampiri, menyalami, dan mencium tangan kami. Tampak wajah-wajah yang senang dan antusias melihat kedatangan kami. Pun dengan saya sendiri yang semakin bersemangat. Tak lama berselang, Bu Dalmini dan para guru lain mengajak kami masuk ke ruang perpustakaan yang disulap menjadi ruang tamu untuk bersiap apel pagi. Di halaman depan sekolah kami sudah berbaris untuk melakukan apel. Kepala Sekolah memberikan sambutan yang dilanjutkan dengan sambutan dari KI yang diwakili oleh Pak Aris. Selesai sambutan, kami memperkenalkan diri satu persatu mulai dari nama & profesi. Apel pagi itu ditutup dengan ice breaking yang dipimpin oleh Kak Via dan membuat para siswa semakin bersemangat.

Kak Via memimpin Ice Breaking
Pak Tri / TNI
Para siswa kembali masuk ke kelas masing-masing dan para relawan menyusul sesuai kelas yang sudah dibagi. Saya sendiri mendapat giliran pertama di kelas 4A. Salam yang saya ucapkan dibalas dengan antusias oleh mereka. Tak disangka anak-anak dari kelas 4A masih mengingat nama saya meski tidak dengan profesinya. Saat mereka saya minta menebak, anak-anak kebingungan dan saling pandang mengingat profesi saya yang mungkin asing dan sulit untuk mereka rapalkan. Lucunya, saat saya meminta mereka memperhatikan penampilan saya, seorang anak dari mereka menebak dengan berteriak "pelukiiiis". Saya pun tertawa mendengarnya, pun demikian dengan anak lainnya. Tak salah memang jika anak tersebut menyebut saya demikian. Jika dibandingkan dengan penampilan relawan inspirator lain berpakaian profesi yang rapi, penampilan saya paling "berantakan". Kaos oblong, dipadukan dengan kemeja, jins, sneakers, dan topi membuat penampilan saya bak seniman.

Di kelas 4A inilah pertama kali saya mengenalkan apa itu Citizen Journalist. Agar tidak bosan dengan cerita, sesekali saya selingi dengan ice breaking seperti ucapkan Hai - Halo ataupun tepuk semangat. Selain itu saya juga memutarkan contoh video liputan Citizen Journalist, dan terakhir saya mengajak mereka praktek seolah-olah sedang melakukan liputan. Meski sempat malu-malu namun mereka sangat antusias dengan apa yang saya sampaikan. Bahkan ada beberapa anak yang mendadak ingin menjadi Citizen Journalist meski sebelumnya bercita-cita sebagai dokter/polisi saat saya tanya.


Kak Trias / Peneliti
Ketakutan saya tentang kelas yang mungkin tak dapat terkendali nyatanya tak terjadi. Dari awal saya memulai kelas hingga selesai, semua siswa mengikutinya dengan sangat baik & berjalan dengan lancar. Pun demikian dengan kelas selanjutnya, yakni kelas 3 dan kelas 2.

Bareng adek-adek kelas 2 SD Ringinsari
Saking asiknya, tak terasa waktu mengajar telah habis. Saya mengajar di 3 kelas dengan durasi masing-masing sekitar 35 menit. Begitupun dengan inspirator lain. Selanjutnya kami kembali ke halaman sekolah untuk closing. Kembali siang itu bapak Kepala Sekolah dan perwakilan dari KI (Pak Tri TNI) memberikan sambutan. Tak disangka pihak sekolah sangat menyambut kegiatan KI ini dengan sangat baik dan berharap akan ada kegiatan serupa kedepannya. Kegiatan ini pun ditutup dengan flashmob  tarian pinguin dan menyanyikan lagu laskar pelangi dari Nidji.


Senang rasanya saya dapat menjadi bagian dari kelas inspirasi Boyolali kali ini. Meski menjadi relawan inspirator, nyatanya saya justru mendapat banyak pelajaran & inspirasi dari semua orang yang terlibat di dalamnya. Teman-teman inspirator lain, pihak sekolah, dan para siswa yang luar biasa. Dari KI Boyolali, saya akan terus berbagi inspirasi & bertemu dengan orang-orang luar biasa lainnya di kota lain. Salam inspirasi dari anak lereng merapi membangun mimpi. :)

(liputan saya mengenai KI Boyolali tayang di NET10)

5 comments:

  1. Kalau aku dulu seringnya ngajar anak-anak tentang minat baca. Duh kangen ngoceh depan siswa hahahahah

    ReplyDelete
  2. Keren Ji, bisa menginspirasi anak-anak tuh. Saya mah cuma kepengen doank ikut acara begituan. Gagal action terus. LOL

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha ayo mba prim, sempatkan. Cari jadwal yg sesuai trs cusss :D

      Delete
  3. keren mas, insya allah taun ini pengen ikut KI Boyolali...#salam inspirasi

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung & berkenan meninggalkan komentar :)