Sejak beberapa bulan terakhir, media baik dalam maupun luar negeri sedang ramai menyoroti tentang virus corona. Bagaimana tidak, virus yang belakangan diberi nama COVID-19 ini nyatanya mewabah di berbagai negara dengan pergerakan penyebaran yang cukup masif.
Meski demikian, hingga akhir bulan februari, Indonesia sendiri tidak pernah mengonfirmasi satu pun adanya kasus COVID-19 ini. Hal ini menimbulkan beberapa dugaan dan berdebatan di tengah masyarakat. Benarkah Indonesia bebas dari virus corona? atau tenaga dan alat kesehatan di Indonesia saja yang tidak mampu mendeteksi keberadaannya?
Karena adanya pertanyaan-pertanyaan ini, sekelompok orang bahkan menuduh pemerintah sengaja menyembunyikan kasus corona yang terjadi di Indonesia. Mereka beranggapan, pemerintah sengaja menyembunyikannya karena khawatir hal tersebut menyebabkan investor takut untuk masuk ke Indonesia.
Keraguan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam mendeteksi virus corona juga bukan tanpa alasan. Sebab, negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dll sudah terlebih dahulu mengonfirmasi adanya kasus covid19 di negaranya. Banyak masyarakat yang khawatir, jika kita merasa terlalu aman dan baik-baik saja justru bisa menjadi bom waktu bagi kita sendiri.
Kasus Corona Pertama di Indonesia
Hingga pada akhirnya 2 Maret kemarin, Presiden Indonesia, Ir. H. Joko Widodo secara resmi mengonfirmasi untuk pertama kalinya ada 2 orang WNI yang dinyatakan positif corona. Hal ini juga menimbulkan masalah baru. Banyak masyarakat yang dibuat panik hingga tak sedikit yang menanggapinya secara berlebihan. Salah satunya dengan membeli masker dan hand sanitizer secara masif hingga menyebabkan kelangkaan di pasaran. Apalagi adanya oknum nakal yang sengaja menimbun masker untuk dijual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal. Harga 1 box masker yang normalnya berharga sekitar 30 ribuan, bisa menjadi ratusan hingga jutaan rupiah di marketplace.
Ada pula yang mengalami "panic buying" yakni berbelanja berbagai kebutuhan secara berlebihan untuk cadangan di rumah. Barangkali mereka takut jika apa yang terjadi di Wuhan Tiongkok dan Daegu Korea Selatan terjadi pula di Indonesia. Kedua kota tersebut belakangan memang diberitakan layaknya kota mati. Hampir semua aktivitas dan perekonomian di sana lumpuh. Masyarakat memilih berdiam diri di kediaman masing-masing untuk menghindari penularan virus. Pun dengan pertokoan, pasar dan pusat keramaian lain yang tak ada lagi aktivitas. Sebelumnya masyarakat telah memborong bahan makanan sebagai cadangan di rumah.
Kita tentu saja tak berharap apa yang terjadi di Wuhan dan Daegu terjadi di Indonesia. Oleh karena itu untuk menanggapi corona, diperlukan kepala dingin dan sikap tenang baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Terlalu gegabah dalam bersikap justru bisa menimbulkan kepanikan dan masalah yang baru.
Nah, hal pertama yang sebaiknya kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu apa virus corona COVID-19, bagaimana cara penularannya, dan seperti apa cara pencegahannya.
Tentang COVID-19
Kemenkes Temu Netizen |
Kelompok virus ini dapat menyerang burung dan mamalia (termasuk manusia). Seperti diketahui, keluarga virus tersebut sudah ada sejak tahun 1937 yakni pada west nila virus yang penyebarannya melalui burung. Sementara virus lain yang barangkali masih cukup kuat dalam ingatan adalah virus SARS yang pada 2002 menyebar ke sekitar 30 negara dengan 8.437 kasus dan 813 di antaranya meninggal dunia. Ada pula virus MERS pada tahun 2012 yang tercatat menginfeksi sekitar 27 negara dengan 2.494 kasus, 858 di antaranya meninggal dunia.
Lalu bagaimana dengan virus corona? update awal bulan maret (4 maret 2020) tercatat pasien COVID-19 sudah mencapai 93 ribu kasus di lebih dari 63 negara. Jumlah itu terus bertambah hingga kini. Penyebarannya cukup merata hampir di semua benua di dunia. Tiongkok sebagai negara asal virus ini setidaknya terdapat 80 ribuan kasus, di mana sekitar 2,9 ribu di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan 47,2 ribu dinyatakan telah sembuh. Total hingga saat ini penderita virus corona di dunia 55% nya telah dinyatakan sembuh.
Cara Pencegahan Virus Corona
Meski tingkat kesembuhan penderita virus corona sudah cukup tinggi, ada baiknya jika kita lebih waspada dengan melakukan pencegahan. Nah beberapa hal berikut bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan tertular virus corona.
1. Mencuci tangan dengan benar.
Menjaga kebersihan tangan barangkali sudah diajarkan sejak kita usia kanak-kanak. Namun nyatanya masih banyak dari kita yang meremehkan hal ini. Saat akan makan pun terkadang kita mengabaikannya. Padahal tangan menjadi bagian tubuh yang penting untuk dijaga kebersihannya karena paling sering bersinggungan dengan bagian tubuh penting lain termasuk hidung dan mulut. Juga sering dipakai untuk menyentuh kotoran dan makanan.
Untuk mencuci tangan, sebaiknya lakukan selama sekitar 20 detik di air mengalir dengan menggunakan sabun terutama di bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela jari, dan kuku. Dengan menjaga kebersihan tangan, setidaknya kita sudah meminimalisir adanya kuman dan virus. Jika terpaksa tidak bisa mencuci tangan, bisa memakai hand sanitizer sebagai pengganti.
2. Pakai Masker
Menurut para ahli, sebetulnya masker sebaiknya dipakai untuk orang yang sedang sakit agar tidak menularkan penyakitnya pada orang sekitar. Namun untuk beberapa kondisi, misalnya di keramaian, masker bisa digunakan pula untuk orang yang sehat. Hal ini bisa menurunkan risiko penularan, apalagi jika diam-diam ada orang yang sakit tapi tidak menggunakan masker.
3. Menjaga daya tahan tubuh
Pencegahan apapun yang sudah kita lakukan akan tetap rentan tertular jika daya tahan tubuh kita sendiri kurang baik. Jadi sangat penting untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh kita sendiri. Banyak hal yang bisa kita lakukan seperti menjaga asupan makanan yang bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Konsumsi juga vitamin atau suplemen jika memang diperlukan. Dengan daya tahan tubuh dan sehat, risiko tertular virus pun dapat diminimalisir.
4. Tidak mengunjungi tempat/negara yang terjangkit
Saat ini, hindari mengunjungi tempat/negara yang menjadi lokasi penyebaran virus corona. Jika memang sangat terpaksa/urgent, sebaiknya lakukan pencegahan-pencehan yang sudah disebutkan di atas dan hindari keramaian. Sepulangnya dari negara tersebut sebaiknya observasi ke diri sendiri meskipun merasa tidak terjangkiti. Jangan bepergian dan bertemu dengan banyak orang setidaknya dalam jangka waktu 15 hari. Segera periksa ke dokter/rumah sakit rujukan corona jika merasakan tanda-tanda demam/sesak napas.
5. Hindari kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan virus corona
Bukan hanya dengan manusia. Menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan virus corona sangat penting. Virus corona sendiri diduga kuat bersal dari hewan kelelawar dan disebarkan oleh hewan mamalia dan reptil lainnya. Jika ingin mengkonsumsi daging-dagingan, sebaiknya dicuci dan dimasak dengan baik hingga benar-benar matang.
Gejala Terjangkit Virus Corona
Secara umum, gelaja yang ditunjukan jika terjangkit virus ini sebenarnya mirip dengan sakit flue biasa. Yakni demam, batuk, dan sesak napas. Oleh karena itu perlu pemeriksaan lebih lanjut agar diketahui lebih dini. Sebaiknya jika merasakan gejala-gejala tersebut, apalagi jika baru saja melakukan perjalanan ke luar negeri atau melakukan kontak dengan pasien corona. Kamu bisa melakukan pemerikasaan di berbagai rumah sakit rujukan terdekat yang ada di kotamu.
Gejala Corona |
RS Rujukan Corona |
Hotline Corona |
Sekali lagi, untuk menghadapi ancaman virus corona COVID-19 kita harus tetap tenang dan tidak panik. Kita juga perlu mengikuti berita terupdate dari media atau instansi resmi seperti WHO dan Kementerian Kesehatan, sehingga data yang kita terima merupakan data yang sudah terjamin validasinya. Jangan mudah terprovokasi dengan berita palsu/hoax yang sangat mudah tersebar di media sosial.
Seperti yang kita ketahui, di saat yang sama beberapa waktu lalu sempat beredar berita jika ada ratusan orang Indonesia yang tersebar di beberapa kota positif terpapar virus corona. Bahkan berita palsu (hoax) yang tak jelas sumbernya tersebut sempat di-twit oleh salah satu anggota DPR yang kemudian viral hingga namanya menjadi trending topic di twitter. Belakangan ia justru dilaporkan ke pihak berwajib atas tuduhan penyebaran berita tidak benar.
Dari sini, tentu kita bisa belajar bahwa berita apapun yang kita terima sebaiknya tidak ditelan mentah-mentah dan ikut menyebarkan begitu saja tanpa mengetahui kebenaran berita tersebut. Sekecil apapun berita bohong (hoax) bisa menimbulkan keresahan dan masalah baru di tengah masyarakat.
Mari hadapi COVID-19 dengan tetap waspada, tenang dan cerdas.
0 coment�rios:
Terima kasih sudah berkunjung & berkenan meninggalkan komentar :)