Asus amd laptop for everyone blog competition |
Di era digital sekarang ini laptop
menjadi bagian penting dari berbagai profesi untuk menunjang pekerjaannya. Barang
ini sudah menjadi salah satu kebutuhan primer dan tak bisa lepas dari kegiatan kerja
sehari-hari. Bahkan levelnya hampir setara dengan sandang, papan, dan pangan.
Maka tak heran jika perkakas ini sudah menjadi salah satu kebutuhan yang diprioritaskan.
Beberapa orang bahkan cukup militan dalam hal upgrade seri terbaru perangkat tersebut. Namun percaya atau tidak,
tidak semua orang terbawa arus dan lebih memilih di zona nyaman bersama
perangkat lawasnya. Saya misalnya.
Saya termasuk orang yang
ketinggalan dalam hal upgrade perangkat khususnya laptop. Selain karena tipe
setia, susah move on dari yang ada, juga tidak ada budget untuk menggantinya.
Duh! Tolong maafkan saudara qismin-mu
ini.
Sebagai seorang yang mengaku
bloger, saya hanya memiliki netbook merk dan type ASUS X200MA yang saya beli
sekitar tahun 2013 lalu. Selain ukurannya yang mungil, netbook ini hanya memiliki
spesifikasi rendah seperti prosesor intel Celeron CPU N2920 dengan RAM 4GB DDR3.
Lumayan cukup kalau untuk ngetik-ngetik lucu sambil numpang wifi di kafe. Tapi
masalahnya, saya juga aktif sebagai citizen journalist yang sehari-hari
memanfaatkan netbook ini untuk kebutuhan editing video.
dok. pribadi |
Tak sedikit teman yang bertanya,
“Memang bisa? Memang cukup? Memang tidak lambat?” Duh, entah sudah berapa ratus
orang bertanya seperti itu. Tapi percayalah, selama saya menggunakannya hingga
detik ini, kebutuhan saya akan tulisan atau editing video masih terpenuhi. Ya
meski kadang timbul hasrat untuk membantingnya juga. Ehehe
Kalau kata saya, semua hanya
masalah kebisaan saja. Saya tipe yang biasa menganggap apa yang saya miliki itu
“sudah cukup”. Sesuatu yang saya anggap sudah cukup, bagi saya ya tak perlu
diganti. Meski sudah hampir lima tahun memakainya dan dengan kemampuan yang
pas-pasan, saya masih merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan saya.
dok. pribadi |
Namun tidak saya pungkiri,
terkadang ada rasa malu. Bukan malu dengan alat yang saya punya, melainkan malu
dengan kualitas karya yang saya hasilkan. Tentu dengan alat yang jadul dan
fitur terbatas, kualitas yang dihasilkan pun biasa saja. Ya malu dong, masa jam
terbang bertambah tapi kualitas karya gitu-gitu aja, ye kaaan? Itulah sebab, saya
berencana memensiunkan netbook renta saya tersebut dan menggantinya dengan laptop yang lebih
muda, ganteng nan memesona agar kegiatan editing video semakin nyaman tanpa
hambatan.
Sekalipun ganti, saya tak
menginginkan laptop yang harganya setinggi langit dengan fitur A sampai Z. Saya
hanya butuh laptop dengan spesifikasi yang CUKUP untuk kebutuhan pekerjaan
saya. Setelah berselancar sana-sini, lagi-lagi pilihan saya tetap jatuh pada
ASUS. Merk satu ini memang handal dalam pemenuhan kebutuhan teknologi berbudget
terbatas macam saya.
Seperti diketahui, jelang akhir
tahun 2017 lalu ASUS baru saja merilis beberapa laptop seri X seperti ASUS
X550IK, X555QG, X555QA dan X555B, yang disokong oleh APU baru seri terjangkau
buatan AMD. Perangkat komputer jinjing ini diperuntukkan kelas menengah ke
bawah, sehingga ramah di kantong. Meski demikian, ASUS masih tetap memberikan
spesifikasi yang mumpuni di dalamnya lho!
dok. asus x555 |
Spesifikasi dan harga keempat
notebook tersebut bervariasi mulai dari lima hingga 10 jutaan. Secara keseluruhan
sejumlah rangkaian notebook ini menawarkan performa memukau antara lain,
dukungan GPU ber-video memori hingga 4GB, RAM hingga 8GB berkonfigurasi dual
channel dan dapat diupgrade, hingga Accelerated Processing Unit (APU) generasi
tertinggi di pada jajaran prosesor AMD APU Mobile.
Sementara dari keempatnya, saya
naksir seri X555QA. Spesifikasinya cukup lumayan, dengan harga yang masih
sangat terjangkau, hanya enam jutaan saja. Seri ini sudah mengadopsi sistem
operasi windows 10 secara langsung sehingga sudah tak perlu lagi menginstalnya
dengan sistem operasi terlebih dahulu. Ini menjadi kabar baik bagi pengguna
laptop dengan sistem operasi tak resmi alias bajakan. Mengurangi dosa. Ehehe
dok. asus x555 |
Soal kapasitas, laptop ini
lumayan besar dengan pilihan RAM 4GB atau 8GB dan HD hingga 1TB. Sangat
mendukung kebutuhan saya akan ruang besar untuk menyimpan video-video liputan
saya. Sementara untuk ukuran, laptop ini memiliki layar 15.6 inci, serta
dilengkapi dengan pembaca DVD eksternal alias DVD drive.
Yang paling penting lagi, seri
ini sudah diperkuat oleh AMD 10-9620p yang memiliki empat inti prosesor (quad
core) dan grafis berbasis Radeon R5. Seperti yang diketahui, varian AMD A10
merupakan prosesor kelas menengah dari AMD yang menawarkan performa mumpuni dan
hemat energi dengan konsumsi daya maksimal hanya 15 watt. Ditambah lagi dengan
performa APU yang mumpuni untuk tampilan grafis yang indah, notebook ini juga
dilengkapi dengan audio bersertifikasi ASUS SonicMaster untuk pengalaman audio
yang mengesankan. Waaa, cucok meong!
dok. asus x555 |
Tak hanya itu, fitur resume 2
detik dari kondisi sleep mode membuat pengguna bisa memanfaatkan notebook ini
kapan saja di mana saja dengan segera. Adapun konektivitas USB 3.0 akan
menawarkan kecepatan transfer yang jauh lebih tinggi terhadap penyimpanan
eksternal ataupun perangkat input-output lainnya. Satu lagi, seri ini juga
dilengkapi baterai Li-Polymer yang
menawarkan keawetan hingga 2,5 kali lebih baik dibandingkan dengan baterai
silinder Li-Ion biasa.
Tak salah dong, jika saya jatuh
hati pada notebook seri ini. Dengan harga yang sangat terjangkau, saya mendapat
fitur yang maksimal sesuai dengan kebutuhan saya akan multimedia. Saya sudah tak sabar untuk melakukan editing
video dengan lancar tanpa “lag” dan proses rendering yang lebih cepat
dibandingkan menggunakan netbook usang saya. Seperti tagline-nya "ASUS AMD - Laptop For Everyone", ASUS X555QA adalah laptop pilihan saya untuk berkarya.
Duh, pada akhirnya saya memang
tak bisa setia. Demi peningkatan kualitas karya, bagaimanapun juga upgrade alat itu
dibutuhkan. Tak perlu yang bermewahan, asal cukup untuk kebutuhan. Karena salah
satu moto saya dalam berkarya adalah “Tunjukan karyamu, bukan alatmu!”. Salam.
***Artikel ini diikutsertakan pada
Blog Competition ASUS AMD - Laptop For Everyone yang diselenggarakan oleh
bocahrenyah.com
tunjukkan alatmu *eh
ReplyDeleteKalau aku berkarya pakai apa aja yang penting ga lemot wkwk
ReplyDeleteGa salah kok kak jatuh hati sama ASUS X555QA, asal jangan jatuh hati sama diriku aja. Ndak kesane piye ngunu... haha
ReplyDeleteYakin gak mau pindah ke lain laptop? ^_^
ReplyDeletesampai sekarang belum keturutan pengen leptop ASUS, hiksss
ReplyDeleteUhuuk..tipe setia nih? Yakiin?
ReplyDeleteBtw,,aku juga pengin punya laptop asus.
Waaa ASUS loveer!
ReplyDeleteAku juga pake ASUS, Mas. Serinya A44H. Beli dari 2012, sampe sekarang kalo tanpa baterai dipake buat nonton film dengan durasi 2 jam masih bisa. Itu awet untuk umur laptop yg segitu. Hehe~ Cuma ya tetep aja di beberapa kondisi pengen banting. Tapi masih sayang si.
Itu laptop e cilik ya? Temenku malah ada yg pake laptop mirip gitu buat main Dota 2 yg spec-nya tinggi banget. Intine yo bersyukur aja. :D
Saya berkarya pun masih pakai laptop jadul, yang penting nyala, buahahaha... Pengen banget sih ganti Asus teranyar, biar makin tokcer
ReplyDeleteKu juga mau laptop baru doooong.
ReplyDeleteSelama ini sudah terlalu nyaman dengan pc yang layarnya gede dan was wus (maklum pc buta gaming jugak). Tapi udah mulai mikir laptop baru, biar bisa kerja mobile.
Terima kasih telah berpartisipasi dalam Blog Competition ASUS AMD – Laptop for Everyone. Good luck yaaa…
ReplyDeleteyayaya,....saya juga pake asus dari dulu hingga sekarang,,, yang saya heran rata revew asus x555qa amd a10 9620p r5, katanya kecepatan up mencapai 3.4 GHz emang sih terterah pada speknya seperti itu,... herannya kok yg saya gunakan bisa mencapai 3.6 GHz z cek di task manager.x, jadi bingung mana yg sebenar.x
ReplyDelete